Setelah kita bahas pada PSBB Keuangan Tahap 1, mari kita lanjutkan ke tahap 2 sembari siap-siap Shalat Idul Adha di rumah masing-masing atau Masjid atau tanah lapang yang berkategori hijau.
Bridging Agen Hijrah Keuangan
Ketika aktivitas keuangan seperti menulis tema-tema keuangan, melatih keterampilan keuangan, hingga menjadi investor baik di bisnis riil maupun pasar modal, ada sebuah misi yang menjadi misi hidup saya hari ini.
Misi sebagai Agent of Change atau agen perubahan di masyarakat.
Jika teman-teman NGO (Non Government Organization) saya beberapa berkiprah di sektor ekonomi, pemerintahan, membangun desa dan lain-lain, saya mengambil positioning sebagai Agent of Financial HIJRAH.
Mengapa?
Karena banyak sekali orang-orang yang saya temui, hidupnya kaya raya secara harta, tetapi tidak tenang secara kehidupan.
Dan saya pun pernah menjadi bagian itu ketika pertama kali kerja.
Pendapatan (income) besar, tapi hidup tidak tenang.
Ada satu yang mengganjal, ibarat kita lagi mendorong roda pagar rumah kita, dimana roda-roda tersebut keluar dari rel-nya.Pagar yang biasanya cukup di dorong langsung jalan, tiba-tiba menjadi macet karena rodanya keluar jalur.
Begitupun dengan kehidupan kita, salah satunya terkait keuangan.
Dari mana asal uang kita, akan menentukan kehidupan kita : Senang, Tegang atau Tenang.
Kalaupun 'tenang' sementara kita melanggar aturan Tuhan, biasanya tenang yang semu, kelihatan di luar tenang, tetapi di dalamnya hatinya selalu was-was, padahal secara harta berlimpah.
Dalam bahasa agama disebut Istidraj.
Maka misi hidup saya menjadi bridging (jembatan) orang lain untuk melakukan HTBFH (How To Be Financial HIJRAH).
Building Melek Keuangan
Ketika misi hidup sudah di tancapkan, maka jalan kedepannya akan terasa lapang dan luas.
Perpaduan Passion, Skill, Bridging, Building (PSBB) secara Keuangan ini akan menjadi long road to wealth society (jalan panjang menuju masyarakat yang sejahtera).
Dalam bahasa lain, tugas saya adalah Membangun Karakter dan Kesejahteraan (Building the Character and wealth).
Di mulai dari mana?
1. Pelajari Ilmu Tolak Miskin
Ada satu kalimat dari Mentor Bisnis saya " Jika ingin kaya kuasai ilmu bisnis, jika tidak ingin miskin kuasai ilmu utang"
Kenapa banyak orang jatuh miskin, minimal secara mentalitas?
Karena tidak menguasai ilmu utang alias ilmu keuangan.
Sebuah komunitas yang saya ikuti, dimana membernya lebih dari 50.000-an orang, 80% nya pernah terperosok di lembah hitam hingga menjadi budak utang.
Di luar kelihatan kaya dengan simbol-simbol kemewahan, tetapi setiap malam hari hatinya selalu gelisah dan setiap siang, dirinya selalu terhina karena dikejar-kejar penagih utang.
2. Mulai Melek Keuangan
Financial Literacy bangsa Indonesia menurut Survei OJK kurang dari 30%, artinya mayoritas masyarakat kita sejatinya 'buta' keuangan.
Fenomena kelas menengah dengan hedonic treadmill-nya, terlihat keren padahal kere.
Fokus pada gaya hidup, padahal income naik terus.
Sehingga sebenarnya secara Psikologi Keuangan, mereka jalan di tempat, tidak kemana-mana.
Menurut teori hedonic treadmill, semakin banyak pendapatan seseorang, bukan berarti ia akan semakin bahagia.
Di saat yang sama, keinginan dan penilaian orang tersebut juga akan berubah dan bertambah, sehingga tambahan pendapatan yang ia terima akhirnya juga terpakai dan habis.
Mirip rat race dalam bahasa Kiyosaki.
Jadi Sadar Keuangan adalah pintu menuju Melek Keuangan Sejati.
3. Nikmati Peace of Finance
Ketika kita punya tujuan Kebebasan Keuangan ala Kiyosaki atau Hilang was-was keuangan ala Suze Orman, sejatinya kita belum Merdeka secara Keuangan.
Merdeka Keuangan adalah kondisi keuangan dimana berapapun uang di tangan, tetap merasa cukup dan Lapang dan itu peace of Finance (kedamaian/ketenangan keuangan).
Bukan terjebak pada simbol-simbol, tetapi sebuah karakter atau mentalitas diri kita sesungguhnya.
Jika rich atau kaya adalah kondisi keuangan secara kuantitatif berdasarkan Net Asset kita, tapi bisa jadi kita belum wealth alias sejahtera.
Fenomena generasi pertama sebuah Family Business yang membangun, generasi kedua yang mempertahankan dan generasi ketiga yang menghancurkan adalah karena tidak punya Mentalitas Sejahtera Sejati.
Harta boleh banyak, orangnya tajir melintir, tapi jika tidak punya Abundance Mentality alias Mental Berkelimpahan maka begitu Pandemi Covid 19 melanda usaha atau bisnisnya, maka selesai juga hidup bisnis atau usaha tersebut.
Tapi tidak berlaku bagi pebisnis yang punya Wealth Mentality.
Akhirnya, apapun harta yang kita punyai hari ini, semuanya adalah titipan yang sewaktu-waktu akan diminta kembali pemiliknya, Tuhan yang Maha Kuasa.
Inilah tugas mulia seorang Financial Educator atau Financial Motivator dalam masa PSBB, Masker dan New Normal hari ini.
Wallahu'alam....
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
#PSBBKeuanganPassionSkillBridgingBuildingAlaHariSoulPutraTahap2 #SpiritualFinance
#MotivatorKeuangan
#HariSoulPutra
#SuksesKeuangan
#MemenangkanKrisisDenganMotivasiKeuangan
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#KuliahOnline
#BelajarMasaKini
#CoachingOnlineBersamaHariSoulPutra
#SeminarOnline
#SolusiUtangMenumpuk
#ManajemenRumahTangga
#JasaKonsultanKeuanganRumahTangga
#FinancialMotivator
#KeuanganBerbasisSpiritual
#MotivatorKeuanganIndonesia