Berbicara tentang UANG, tidak akan pernah ada
habisnya hingga akhir zaman.
Setiap orang membutuhkan uang, disukai atau
tidak.
Ada yang trauma dengan uang, tapi tidak sedikit
juga yang memiliki KUASA atas uang.
Uang bisa bermakna punya uang, jika ditambah
satu Huruf T, jadilah UTANG.
1 huruf bisa seperti bumi langit pemahamannya.
Jika kita kembalikan ke fungsi asli uang,
paling tidak ada tiga hal yang menjadi fungsinya, yakni :
1. Sebagai alat tukar
2. Sebagai satuan hitung, dan
3. Sebagai penyimpan nilai.
Persoalannya, apakah uang kita itu kategori
uang pintar (smart money) ataukah uang bodoh (stupid money).
Smart Money (Uang Pintar)
Uang bodoh (stupid money) adalah ketika
kita menjadi budak uang, budak utang dan bersifat konsumtif tanpa bisa membalas
apa-apa.
Kita hanya 'menyimpan' uang yang akhirnya akan
pindah ke orang lain tanpa bisa menabung dan investasi seperti layaknya balap
tikus (rat race).
Pernahkah kita melihat smartphone
(telepon pintar) yang sehari-hari kita bawa kemanapun kita pergi bahkan
mengalahkan kepentingan keluarga kita sendiri?
Smartphone
adalah metamorposis dari telepon konvensional.
Kalo dulu telepon itu diam di tempat, hari ini
telepon ini bisa bepergian (mobile) kemanapun si empunya bergerak.
Jika dahulu hanya bisa telepon dan sms, hari
ini hampir semua pekerjaan yang dilakukan oleh PC (Personal Computer)
bisa dilakukan lewat smartphone seperti push email, whatsapp, video
conference, upload foto di instagram dll.
Pertanyaannya, sudahkah si empunya Pintar
seperti Teleponnya?
Pintar menurut KBBI daring adalah Pandai,
Cakap, Cerdik, Banyak akal dll.
Pintar disini berarti memiliki Pengetahuan
yang terikat dengan waktu dan proses.
Kenapa terikat dengan waktu dan proses?
Ternyata untuk menjadi pintar perlu waktu yang
sedemikian panjang.
Seorang sarjana hari ini adalah akumulasi dari
pendidikan dasar (SD), menengah (SMP dan SMA/SMK) dan Pendidikan Tinggi (S1 dan
seterusnya).
Selain waktu, juga proses yang membutuhkan
kesabaran untuk bisa berhasil.
Uang Pintar (Smart Money) |
Begitupun dengan UANG, untuk bisa menjadi Uang
Pintar (Smart Money), si empunya
uang juga harus mengupgrade diri akan setara dengan Uang Pintar (Smart
Money)-nya.
Apa itu Uang Pintar (Smart Money)?
Uang Pintar (Smart Money) adalah Uang
yang produktif, yang bisa menghasilkan dan membiayai dirinya sendiri.
Kenapa produktif?
Karena terjadinya proses efektif dan efisien.
Misalkan, seorang yang ingin memenuhi kebutuhan
sembakonya seperti Beras, Gula pasir, Minyak goreng dan mentega, Daging sapi
dan ayam, Telur ayam, Susu, Jagung, Minyak tanah & Garam beryodium maka
mereka akan ke minimarket atau warung tetangga sebelah rumahnya.
Secara bisnis, yang diuntungkan tentunya yang
punya warung atau minimarket tersebut.
Sekarang kita balik, jika kita ingin memenuhi
kebutuhan kita sehari-hari seperti sembako di atas misalnya, yang punya warung
adalah kita atau minimarket tersebut ada saham kita disana, otomatis uang yang
kita belanjakan tadi akan kembali kepada kita dalam bentuk lain, misalnya bagi
hasil atau dividen.
Inilah yang saya sebut dengan Uang Pintar (Smart
Money).
Jadi paling tidak ada 2 kata kunci yang bisa
disebut Uang Pintar (Smart Money), yakni :
1. Bagaimana mereka dibuat
Uang itu secara esensi adalah IDE yang
dipraktekkan.
Seorang karyawan menukar tenaga, waktu, pikiran
dan usahanya agar mendapat gaji bulanan.
Disisi lain seorang pebinsis yang sudah
memiliki usaha 'auto pilot', maka uangnyalah yang bekerja keras untuk
dia.
Dan kabarnya, para pebisnis dan investor
kawakan, tidak pernah bekerja lagi di usaha yang mereka rintis, tetapi mereka
hidup selama didalamnya, bukan tidak bisa meninggalkannya, tetapi mereka
mencintai apa yang dikerjakan (they love their job).
Seorang Warrent Buffett misalkan, tetap menjadi
CEO di usaha yang di rintisnya 60 tahun yang lalu.
Jika hari ini kita hanya punya 1 income,
maka mulailah menambahkannya menjadi Multi Stream of Income.
Ibarat sebuah pohon uang, kita menghujamkannya
ke dalam bumi hingga mengakar secara sangat kuat baru menumbuhkembangkannya
hingga menjulang ke langit yang akan berbuah di setiap musim, Insya Allah.
Artinya, kunci agar Uang Pintar (Smart
Money) ini adalah tetap menghasilkan dalam segala kondisi.
Misal, seorang karyawan tiba-tiba kena PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja), dimana mungkin tidak dapat pesangon,
maka beliau akan tetap mendapatkan uang hasil dari Investasinya.
Inilah yang idealnya disebut Uang Pintar (Smart
Money).
Bisa mengurusi dirinya sendiri, setelah
'belajar dan praktek' secara terus menerus agar semakin Pintar (Smart).
2. Apa yang mereka bisa lakukan
Jika proses barang produksi dari pabrik hingga
konsumen melewati : Pabrik, Distributor tunggal, Agen, Grosir, Pengecer hingga
Konsumen, paling tidak kita jadi salah satu dari rantai distribusi tadi, atau
minimal kita punya salah satu sahamnya.
Artinya, setiap uang yang kita belanjakan,
akhirnya akan kembali ke kita lagi, bahkan berkali-kali lipat.
Seperti anggota koperasi yang belanja di
minimarket milik mereka sendiri, begitu akhir tahun dapat SHU (Sisa Hasil
Usaha).
Aksi Korporatisasi Berjama’ah
Coba kita perhatikan sejenak sembari
mengevaluasi, dimana posisi kita saat ini.
Apakah kita sebagai pemain, penonton
atau tidak main tidak nonton.
Dari tidur hingga bangun kembali, produk atau
jasa siapa yang kita gunakan :
1. Ketika bangun tidur, cek HP, providernya
siapa?
2. Mandi, pakai pasta gigi, sabun dan sampo
punya siapa?
3. Pakai pelembab dan make up (bagi wanita),
siapa yang punya ya?
4. Breakfast makan roti, itu milik
siapa?
5. Sebelum ke kantor mampir dulu ke ATM, ambil
duit, bayar kartu kredit dan pinjol dll kemana?
6. Naik kendaraan pakai mobil keluaran siapa?
7. Perjalanan menuju kantor melewati jalan yang
dibangun sama siapa?
8. Melihat pemandangan gedung-gedung bertingkat
dan mall-mall besar yang dibangun sama developer siapa aja?
9. Sampai di kantor, duduk di kursi yang
dipasarkan oleh siapa?
10. Meeting sore sama klien di warung
kopi modern, siapa yang punya?
11. Habis meeting, merasa kurang enak badan,
jadi mampir dulu beli obat-obatan di mana?
12. Sambil macet-macet supaya tidak bete,
dengarin radio punya siapa?
13. Sampai rumah, mandi kemudian ganti baju
kantor jadi piyama yang bahannya buatan siapa?
14. Entah kenapa, malam-malam udah laper lagi,
ya udah masak mie, yang punya siapa?
15. Sambil makan, mencet-mencet remote,
mindahin dari 1 channel ke channel yang lain punya siapa?
16. Sebelum tidur lihat instagramnya produk
promo Travelling, punya siapa?
17. Bobo cantik, dalam mimpi ceritanya sedang
di pesawat menuju destinasi wisata, punya siapa maskapainya?
18. Bangun tidur dan makan paginya di restoran
terkenal, punya siapa?
Kalau ini diteruskan, akan Panjang daftarnya,
belum lagi turunannya.
Jika kita bisa menjawab salah satunya PUNYA
SAYA, maka kita sudah punya JALAN memberdayakan uang kita menjadi Uang Pintar (Smart
Money).
Dan hari ini lewat Korporatisasi Berjama’ah,
hal tersebut bukan hal yang mustahil lagi, karena jika ada jalan pendek (pasar
modal), ada juga jalan panjang (pasar riil) dimana kita menjadi salah satu investor
atau pemegang sahamnya.
Mau Praktek dari uang bodoh (stupid money)
menjadi Uang Pintar (Smart Money)?
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#UangPintarSmartMoneyVUangBodohDiEraKorporatisasiBerjamaah
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#UangPintarSmartMoneyVUangBodohDiEraKorporatisasiBerjamaah
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
#MotivatorKeuangan
#Korporatisasi