Happy Friday-Di
bagian pertama tulisan ini kita sudah memahami bagaimana meneladani
Bisnis Berjama’ah dalam irama Korporatisasi ala Abdurrahman Bin Auf RA.
Dalam konteks kekinian, bagaimana kita mengimplementasikannya
untuk pribadi, keluarga dan bisnis kita masing-masing agar maju bersama, kuat layaknya
akar pohon yang menghujam ke bumi dan tumbuh besar menghasilkan cabang, daun
dan buah yang menghasilkan di setiap musim.
Bisnis Berjama'ah Menuju Korporatisasi (Bagian 2) |
Apa saja langkah-langkah praktisnya agar kita
bisa meneladani dan mempraktikkan Prinsip Kaya seorang investor ala
Abdurrahman Ibn Auf.
1. Tanam Modal di bisnis orang lain yang
menghasilkan arus kas
Sebagai investor pemula, memiliki Arus
Kas adalah hal yang utama agar bisa menopang kebutuhan hidup kita sehari-hari.
Karena pertumbuhan modal tidak bisa membayar
kebutuhan kita sehari-hari seperti kita membeli beras, garam, gula dan lainnya.
Arus kas ini bermakna Aset Lancar bagi diri dan
keluarga kita.
Beberapa contoh bisnis yang bisa kita tanamkan antara
lain bisnis Makanan/minuman (Culinary), Pakaian (Fashion),
Kerajinan (Craft) dari buatan tangan (home made) hingga menjadi
mesin industri dan lainnya.
2. Tanam Modal di bisnis orang lain di
beberapa kota (dunia) yang menghasilkan arus kas
Tetap intinya investasi yang kita tanamkan harus
menghasilkan arus kas.
Tetapi ini lebih ke diversifikasi dari bisnis
yang sudah jalan.
Bukan bisnis yang baru mulai dengan risiko
sangat tinggi.
Diversifikasi tempat ini diperlukan ketika
sebuah wilayah terkena krisis, misalnya.
Dan biasanya ketika di tempat lain krisis, di
waktu yang bersamaan pada tempat lain malah panen besar.
Seperti Krisis Moneter yang melanda Indonesia
tahun 1998 dimana di Pulau Jawa merasakan dampaknya hebat sekali, di Sumatera salah
satu penghasil Kopi malah panen raya dikarenakan harga kopi dari Rp 2 ribu
menjadi Rp 20 ribu.
Maka agar kita tetap mendapatkan arus kas di
kala krisis, kita harus menyebar investasi tersebut di banyak tempat.
3. Tanam Modal di bisnis orang lain, dalam
1 group di beberapa kota yang menghasilkan Pertumbuhan Modal dan Arus Kas
Jika 1 bisnis sudah tumbuh dan mengakar secara
kokoh, maka kita wajib berpindah fokus ke bisnis lain, tapi masih dalam 1 group
yang sama.
Kenapa harus di satu group yang sama?
Karena kita sudah memahami atmosfernya,
memahami risiko bisnisnya, memahami siapa yang menjalankannya dan seterusnya.
Maka TRUST sudah terbentuk sehingga
lebih mudah meyakinkan Otak
Intelektual kita dalam mengambil keputusan.
Termasuk juga memiliki opsi saham utama dan
saham turunannya
Baru setelah itu Tanam Modal di bisnis orang
lain, dalam group yang berbeda, bisnis yang beda di beberapa kota yang
menghasilkan Pertumbuhan Modal dan Arus Kas.
4. Berani Tanam Saham 51% di sebuah unit
bisnis
Jika 3 level pertama kita kita mengambil porsi
kecil saham dari 1-30%, maka di level ke empat ini, bisa jadi kita masuk ke
level risiko tinggi di atas 51%.
Bisa juga nanti kita naik level layaknya total
Investor ala Venture Capital (VC).
Artinya semua ini adalah tahapan-tahapan yang
harus kita kerjakan dalam jangka waktu yang lama, layaknya kita ingin melakukan
pendekatan kepada calon isteri kita, kita perlu tahu bagaimana sisi
kepribadiannya, menginvestigasi dalam irama Mabit, Safar dan Muamalah.
Jika hal kecil saja kita melihat ada sisi tidak
amanahnya, bagaimana kita akan berbisnis dalam skala yang lebih besar dan
jangka panjang.
Menutup tulisan ini, berikut 5 Prinsip dalam
Bisnis Berjama'ah menuju Korporatisasi yang menjadi landasan kita agar
tidak tersesat di rimba belantara investasi :
1. Mindset bisnis benar Berjama'ah
Jika mengacu pada UU PT, maka Pemodal
(investor) menanggung kerugian 100%, kecuali kesalahan ada di pengelola.
Dalam berjama'ah juga dipisahkan secara tegas
Hak dan Kewajiban Komisaris dan Direktur (CEO), bukan Pseudo CEO.
Di luar
dari itu atmosfer penghulu bisnis (yang mempertemukan antara pemilik
dana dan pengelola bisnis) dan pihak-pihak yang terlibat secara berkeadilan
harus terus kita tumbuhkan, misalnya ada asosiasi para investor yang di akui
oleh negara.
Sehingga ketika terjadi wan prestasi,
ada saluran mediasinya.
2. Mentalitas siap menang hingga titik
darah terakhir
Dalam berbisnis dan berinvestasi itu tentu
memerlukan sikap intelektual dalam memutuskan sesuatu terkait bisnis dan
investasi.
Tetapi, sebagai manusia kita juga harus
mengelola sikap emosional kita terkait semangat gigih dan pantang menyerah.
Karena berapa banyak para pengusaha dan
pebisnis yang tidak mampu menyelesaikan setiap etape bisnis dan investasinya.
Ibaratnya, layu sebelum berkembang.
3. Perjanjian yang jelas, transparan dan
akuntabel
Jika Aqad (perjanjian) nya Unlimited
(selamanya), maka pertahankanlah.
Jika Aqad (perjanjian) nya Limited
(kontrak), maka setelah selesai kontrak, kembalikan ke klausul awal sebelum
kontrak di berlakukan.
Modal, Untung, Rugi semuanya harus jelas di
awal dan tertulis.
Klausul Pisah atau Bubar atau memperpanjang aqadpun,
harus disepakati secara bersama-sama tanpa ada yang merasa di dzolimi.
4. Mekanisme dari kesepakatan dengan
sistem klarifikasi (tabayyun)
Sebelum terjadinya Aqad, maka investor
dan Entrepreneur harus sudah tereduksi terkait risiko, model bisnis, trend dan
lainnya.
Sehingga, jika ada perbaikan di kemudian hari,
maka Mekanisme dari kesepakatan dengan sistem klarifikasi pada kedua atau
ketiga belah pihak atau lebih bisa berjalan dan win win solution.
5. Konsekuensi hasil dari proses bisnis
Apapun hasil akhirnya, apakah hasil akhirnya
gagal atau berhasil, maka yang beraqad harus menerima setiap konsekuensi
yang terjadi.
Legowo dengan
segala hal yang terjadi layaknya kita Bertawakkal Sempurna dan BerUsaha Maksimal.
Insya Allah, dalam kita berbisnis secara berjama’ah
menuju korporatisasi masa kini bisa terlaksana dengan baik.
Wallahu'alam bisshowab....
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#BisnisBerjamaahMenujuKorporatisasiBagian2
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#BisnisBerjamaahMenujuKorporatisasiBagian2
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan