Happy Friday-Hari
ini yang namanya gaya hidup (life style) sudah menjadi kelaziman di era
daring.
Yang tidak kaya ingin kelihatan kaya, yang
tidak cantik dengan polesan photoshop bisa menjadi bak bidadari.
Hidup Banyakin Investasi |
Bahkan beberapa pesohor tahan utang kartu
kredit dan pinjol (pinjaman online) agar bisa membeli barang-barang
mewah, agar dianggap hebat sama follower-nya.
Kepalsuan-kepalsuan sepertinya sudah menjadi
kelaziman di zaman ini.
Tiba-tiba kita dengar dan kita saksikan seorang
Youtuber atau Instagramer terlilit utang yang tidak sedikit karena hidup mewah
dan gengsi tingginya.
Gengsi Tinggi
Gengsi menurut KBBI daring adalah kehormatan
dan pengaruh, harga diri, martabat, yang tindakannya hanya untuk menjaganya.
Jika gengsi menjadi sebuah keseharian dan
memang terbukti apa adanya, mungkin tidak akan jadi masalah.
Misal seorang Sir Richard Branson bergaya hidup
mewah, memang beliau seorang triliuner, kita akan bilang lazim, karena beliau
tahu kapan harus mendapatkan uang dan kapan akan membelanjakannya.
Tapi jika ada orang biasa lalu demi gengsi
memaksakan dirinya kelihatan mewah dan akhirnya terungkap hidup mewahnya dengan
basis utang konsumtif atau bad debt, tentu ini tidak bijak.
Alih-alih demi gengsi, akhirnya terjebak ke
spekulasi dan akhirnya 'bunuh diri', apakah hartanya, reputasinya, karirnya
atau memang jadi harga diri turun ke titik terendah sehingga sudah tidak
dipercayai masyarakat lagi.
Agar gengsi tidak menjadi panglima diri,
alangkah baiknya merubah gengsi menjadi investasi.
Bisa kita mulai dari apa yang kita senangi,
misalnya hobi.
Jika hobi kita makan, mengapa tidak membuat
rumah makan.
Jika hobi kita jalan-jalan, mengapa tidak
menjadi pemandu jalan-jalan.
Jika hobi kita mengoleksi barang-barang, kenapa
tidak membuat gudang barang keperluan masyarakat.
Intinya, dari hobi menghasilkan nilai tinggi,
dari konsumtif menjadi produktif, dari gengsi menjadi investasi.
Apakah untuk memulai investasi perlu uang yang
banyak terlebih dahulu?
Bisa iya
bisa tidak, terrgantung dari perspektif dan keterampilan kita.
Jika untuk mendapatkan uang besar, harus dari memiliki
uang banyak terlebih dahulu, maka akan sampai kapan kita punya uang banyak.
Seperti kata-kata “Saya akan sedekah atau
berbagi, jika saya sudah kaya” sepertinya mulia.
Tapi pertanyaannya, kapan kita akan kaya?
Jika kita tidak kaya, maka kita tidak akan pernah
sedekah atau berbagi.
Maka paradigmanya harus di ubah, “Jangan menunggu
kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah maka kita akan jadi kaya” lakukan
terlebih dahulu, jadikan SEDEKAH sebuah karakter sehingga ketika kita ‘sudah
pantas’ alias layak untuk menjadi orang kaya, masalah keadaan itu tinggal menunggu
waktu saja.
Berikut 3 langkah jitu merubah gengsi menjadi
investasi :
1. Kenali potensi diri agar menjadi
bernilai jual tinggi
Setiap orang pada dasarnya unik dan memang
tidak ada yang sama, walau kembar identik sekalipun.
Penyatuan antara talent, passion dan
strength wajib diketahui sedini mungkin agar waktu kita tidak habis untuk
mencari-cari jati diri.
Ibarat dalam perjalanan, orang yang sudah tahu
tujuannya akan lebih menikmati hidup, ketimbang yang tidak punya tujuan hidup,
walau dalam menjalaninya, bisa jadi yang tidak punya tujuan akan lebih ‘berwarna’
hidupnya.’
Karena urusan ajal kita tidak ada yang pernah
tahu.
Maka, semakin cepat kita memahami diri sendiri
akan mempercepat kesuksesan kita.
Sekarang sudah banyak metode atau pendekatan
untuk memahami diri dan potensi kita seperti VAKOG (Visual, Auditory, Kinesthetic,
Olfactory, Gustatory), ada DISC (Dominance, Influence, Steadiness, Compliance),
Personality Plus SMPK (Sangunis, Melankolis, Plegmatis dan Koleris), ada
MBTI (Myers Briggs Type Indicator), STIFin (Sensing, Thinking,
Intuiting, Feeling dan Instinct) dan lain-lain.
Intinya, semakin cepat kita memahami siapa diri
kita, maka fokus pada kekuatan kita dan asah terus hingga bernilai tinggi (High
Value).
2. Bangun komunitas yang peduli investasi
diri demi meraih prestasi
Setiap manusia akan mencari sahabat, teman,
pasangan dan saudara yang seirama dengan tujuan hidupnya.
Pun jika berbeda karakter, misalnya yang satu
pendekatan otak kanan, yang satu pendekatan otak kiri, pastinya akan menemukan
titik keseimbangan dalam hidupnya.
Karena yang mendrivenya adalah tujuan Bersama.
Sahabat saya, membuat Gerakan Sadar Kaya
berawal dari beliau memahami dirinya Sadar Miskin, dan miskin itu sangat tidak
menyenangkan.
Lewat proses hidup, beliau akhirnya menemukan
KEKUATAN dirinya dan fokus disana.
Untuk menuju kesana, dibutuhkan effort
Belajar dan Daya Juang yang tidak sedikit, bagaimana merubah dirinya dari yang ‘biasa’
menjadi luar biasa.
Meledakkan potensi dirinya bersama-sama
komunitas yang beliau bangun dan ikuti.
Ikuti berarti beliau belajar, bangun berarti
beliau mengaktualisasikan dirinya.
Jika ingin kaya, maka menjadi top manajemen di
perusahaan terkemuka, menjadi pekerja mandiri kreatif atau berbisnis, tetapi
jika ingin sejahtera maka investasi dan menjadi investor adalah MENU HARIAN
yang wajib dijalani.
Untuk mewujudkannya, carilah komunitas yang
positif yang menjadi tempat belajar dan mengajar, karena investasi ini adalah
proses yang berkelanjutan.
Bahkan seorang Warren Buffet sekalipun di usia
yang hamper mencapai 100 tahun saja masih tetap berinvestasi.
3. Sosialisasi keunikan diri, mulailah
investasi secara berjama’ah
Memulai itu pastinya akan terasa berat di awal,
tetapi yakinilah seperti kita minum jamu, pahit tapi menyehatkan.
Untuk berinvestasi bisa dari mulai dengan nominal
kecil, tetapi secara berjama’ah, entah lewat koperasi, reksadana atau urun
modal dalam sebuah proyek.
Misalnya, jika membuat sebuah outlet rumah
makan dibutuhkan dana Rp 500 juta, tentu bagi investor pemula akan terasa sangat
berat.
Jika secara berjama’ah atau bersama-sama, bisa
jadi 1 orang hanya mengeluarkan modalnya Rp 1 juta.
Bahkan untuk berinvestasi di Reksadana hari ini
cukup di mulai dari Rp 100 ribu.
Artinya banyak jalan menjadi investor agar
hidup kita sejahtera.
Bagi yang melakukan direct investment, ‘jual’
lah keahllian diri Anda pada komunitas tersebut dan jadilah orang yang aktif.
Karena peluang investasi berikutnya akan muncul
dari banyaknya kita dikenal dalam komunitas investor positif.
Terakhir, jika gengsi adalah kebiasaan awal
kita, maka mulai perlahan dan pasti menjadikannya ‘gengsi’ ini menjadi
investasi buat diri, keluarga, bisnis, bangsa dan agama dalam satu tarikan
nafas yang bermakna menjadi karakter diri sejati.
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#HidupJanganBanyakGengsiTapiBanyakinInvestasi
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#HidupJanganBanyakGengsiTapiBanyakinInvestasi
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan