Kanal MOTIVASI KEUANGAN Republika Online
Jumat 21 Jun 2019 16:46 Wib
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain meningkatkan kecerdasan keuangan (financial intelligent) kita tiap waktu, salah satu masalah yang kerap kali menghampiri dalam pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga adalah latah keuangan.
Jika ingin mengubah nasib keuangan, maka perlunya mengubah cara berpikir-tindakan-kebiasaan-karakter, sehingga nantinya nasib keuangan kita Insya Allah juga ikut berubah.
Waspadai Latah Keuangan |
Dalam tangga motivasi keuangan pribadi dan keluarga, pada tangga
terdalam ada yang dinamakan financial emulation (latah keuangan), suatu kondisi
yang menggambarkan tingkat motivasi terendah.
Yaitu dorongan untuk berbuat
sesuatu karena ikut-ikutan, karena sebuah tren yang tengah berkembang secara
meluas.
Misalnya, ketika lagi berkembang investasi tanaman gelombang cinta, Si
Latah Keuangan ikut-ikutan berinvestasi.
Begitu ada yang menawarkan 'bagi hasil' 10 persen per bulan atawa 120
persen per tahun dalam Program MMM, berbondong-bondong Si Latah Keuangan
sebagai orang terdepan menjadi juru bicaranya.
Motivasi semacam ini mudah sekali tergoyahkan. Apalagi jika antara
harapan dan kenyataan jauh panggang dari api.
Hal ini secara mendasar terjadi lebih banyak disebabkan karena adanya
inferior kompleks yang tinggi. Atau ketidaktahuannya terhadap identitas diri
(krisis jati diri).
Intinya Si Latah Keuangan selalu minder, rendah diri dan malu dengan
dirinya sendiri dalam hal pengelolaan keuangan.
Bagi yang sudah akut mengalami
sindrom inferior kompleks ini, selalu merasa kalau dirinya itu kurang pintar,
kurang berharga, kurang penting dibandingkan orang lain.
Pun dalam hal pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.
Alih-alih ingin
agar dilihat lebih hebat dari orang lain dan menutupi kelemahan dirinya, yang
terjadi malah berbalik semakin mengkerdilkan dirinya di hadapan orang lain
secara keuangan.
Untuk itu agar tidak latah keuangan, berikut tipsnya:
1. Hargai berapapun uang yang kita miliki saat ini
Pada dasarnya uang itu tidak bisa ditahan-tahan keberadaannya di
kantong.
Semakin ditahan, maka semakin cepat pula keluarnya.
Semakin ditahan, maka semakin cepat pula keluarnya.
Yang bisa dilakukan adalah mengatur keuangan kita.
Ketika dapat penghasilan/pendapatan, langsung bagi untuk kebutuhan masa paling depan, misalnya zakat/sedekah/perpuluhan/derma.
Ketika dapat penghasilan/pendapatan, langsung bagi untuk kebutuhan masa paling depan, misalnya zakat/sedekah/perpuluhan/derma.
Lalu kebutuhan masa lalu seperti
utang, lalu kebutuhan masa depan seperti menabung dan investasi, baru akhirnya
dihabiskan untuk kebutuhan masa sekarang.
Dengan menghargai uang kita,
sebenarnya kita sudah menghargai diri kita terlebih dahulu.
2. Hindari bersifat boros
Boros adalah berlebih-lebihan dalam pemakaian uang, barang, harta dan
sebagainya.
Boros itu juga sifat setan yang perlu kita hindari.
Kenapa kita jadi boros?
Karena sisi emosional mengalahkan sisi rasional.
Akibatnya otak dipenuhi oleh keinginan sesaat, yang pada ujungnya nanti muncul
penyesalan.
Bagaimana agar kita tidak boros?
Mencatat secara detail, apa saja yang
menjadi kebutuhan kita.
Pisahkan, mana yang keinginan apalagi keinginan sesaat.
Dengan itu,
prioritas keuangan pribadi dan keluarga akan lebih terjaga dari sifat boros.
Intinya adalah selalu melihat dari perspektif kebutuhan, bukan sekedar
keinginan.
3. Rencanakan belanja kita, jangan belanja dadakan
Apa yang membedakan belanja di awal dan di akhir ketika orang menerima
gaji?
Selisihnya bisa hingga dua kali lipat, jika tidak terencana.
Jika belanja
bulanan terencana, maka selain efisien juga belanja benar-benar sesuai
kebutuhan.
Kebutuhan belanja dalam keluarga terbagi dalam tiga jenis, pertama,
family and personal care, meliputi berbagai barang untuk keperluan mandi dan
lain-lain.
Kedua, fresh care, meliputi aneka sayuran, daging, susu dan lainnya.
Ketiga, frozen care, meliputi beras, minyak, aneka jenis bumbu masak dan
lainnya.
Jadi, selalu rencanakan apa yang akan kita kerjakan terkait kebutuhan
pribadi dan keluarga kita.
Rencana itu sebaiknya tertulis, dan begitu akan ke super market atau
mini market atau grosir tempat kita biasa belanja, bawa catatan kebutuhannya.
4. Hindari utang, khususnya utang jelek (bad debt)
Orang yang tidak memahami cara uang bekerja, bisa dipastikan akan
terjebak utang.
Karena konsumtivisme itu adalah keinginan yang melenakan, hingga
akhirnya kita sadar tapi terlambat.
Utang dari sisi konsumen memang direncanakan untuk memudahkan. Jika hari
ini kita tidak punya kendaraan bermotor, cukup DP Rp 500 ribu plus foto kopi
kartu keluarga, hari ini atau besoknya kendaraan bermotor tersebut sudah
nangkring di depan garasi rumah kita.
Begitu juga dengan barang-barang konsumtif yang lain.
Pihak
penyelenggara seperti leasing, bank, dan lainnya akan sangat senang ketika bisa
meminjamkan uangnya.
Tetapi dari sisi konsumen yang tidak bijak, akan menambah masalah baru
dalam kehidupannya.
Apalagi jika total seluruh pinjaman kita itu melebihi angka
30 persen.
Artinya, kita sudah tidak sehat secara keuangan.
Salah satu cara agar
sehat keuangan adalah hindari utang, khususnya utang jelek (bad debt).
5. Hiduplah secukupnya
Idealnya kehidupan keuangan pribadi dan keluarga kita, ketika mendapakan
penghasilan tidak boleh melebihi dari kebutuhan hidup dan gaya hidup kita.
Kalaupun pendapatan aktif, produktif dan masif kita tinggi, usahakan gaya hidup
dan kebutuhan hidup kita tetap.
Sehingga ketika berapapun pendapatan kita, bisa
1, 2, 3 dan seterusnya, maka pengeluaran kita tetap satu.
Inilah yang disebut hidup secukupnya atau hidup semurah mungkin yang
berarti kita bijak dalam pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga.
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow19 Technology, Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga
Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual
Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : uang@rol.republika.co.id
SMS 0815 1999 4916.
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#BijakMengelolaKeuanganPribadiDanKeluarga
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#BijakMengelolaKeuanganPribadiDanKeluarga
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan