Happy Friday-Salah satu issue tahunan bagi Karyawan dan
Pengusaha adalah THR (Tunjangan Hari Raya).
THR adalah sebuah
kelaziman ketika seseorang sudah bekerja dan biasanya diikuti dengan Mudik ke
kampung halaman.
Tabungan Hari Raya |
Saat pencairan THR,
normalnya yang pusing adalah Si Owner
atau Pengusaha, dan yang happy adalah
Si Employee alias karyawan.
Tetapi, setelah menerima
THR tersebut, si karyawan menjadi 'Kalap Keuangan' dan biasanya sebelum pulang
lagi dari mudiknya, berkisar 1-2 pekan kemudian, uang THR ludes dan menyisakan
PR 'utang' untuk di bayar selama 11 bulan kemudian.
Bagi yang bijak, Uang
THR memang diperuntukkan untuk di habiskan, beberapa yang lain untuk melunasi
utang-utang lama, yang lainnya malah bisa berinvestasi.
Lantas, bagaimana
dengan Si Pengusaha yang memberikan THR tersebut dan Pekerja Mandiri yang tidak
mendapatkan THR, tetapi juga ingin punya THR layaknya seorang karyawan.
Tabungan Hari Raya
Setiap kita tentulah
Pola Pengaturan Keuangannya berbeda-beda.
Ada yang mendapatkan
Penghasilan bersifat Harian, Pekanan, Bulanan, Proyekan dan Tahunan.
Ketika kita sudah paham
Pola Pendapatan kita, tentu Pola Pengaturannya pun harus kita kelola.
Bagi seorang pengusaha,
Formula Pay Your Self First tentu WAJIB dijalankan.
Agar jangan sampai,
kewajiban orang lain kita dahulukan, sementara untuk diri dan keluarga kita
malah terbengkalaikan.
Beberapa pengusaha
kenalan saya, tahan sampai utang berbasis riba, agar bisa menyenangkan orang
lain (Baca : Karyawannya) buat membayar THR.
Harusnya, seorang
pengusaha selain mendapatkan Gaji Bulanan dari Usahanya yang di ambil dari pos
biaya operasional (Cost of Operation),
juga menyisihkan uang tersebut buat THR dirinya juga.
Itu jika usahanya sudah
sustainable.
Bagaimana dengan
Pekerja Mandiri (Self Employee atau Freelancer) yang pendapatannya tidak
pasti?
Disinilah Seni
Pengeluaran (The Art of Expense) buat
Pekerja Mandiri.
Dimulai dari mana?
Catat Pola Pendapatan
Bulanan kita, jika berbasis Kalender Masehi maka tentu ada bulan-bulan Panen
dan bulan-bulan Paceklik.
Apakah awal tahun dan
akhir tahun berpengaruh terhadap bisnis/usaha kita?
Bagaimana dengan
bulan-bulan awal anak masuk sekolah (Juni-Juli) dll termasuk Lebaran, Natal
atau Tahun Baru.
Begitupun jika Pola
Pendapatan Bulanan kita berbasis Kalender Hijriyah, maka Bulan Ramadhan, Bulan
Syawal (Lebaran) dan Bulan Dzulhijjah (Haji) dll akan berpengaruh terhadap Cash Flow kita.
Untuk itu, jika ada
bulan-bulan paceklik selama 1 tahun, berarti tugas kita adalah melipatgandakan Profit dan Cash kita di bulan-bulan panen tersebut.
Jika Omzet kita
rata-rata hanya Rp 20jt tiap bulannya, berarti waktu panen, kita lipatgandakan
menjadi 2x atau 3x nya.
Sehingga jika kita
total selama 1 tahun, lalu kita bagi 12 maka hasilnya bisa menghidupi kita
selama 12 bulan.
Jika kita ingin
mendapatkan THR, berarti faktor pembaginya bisa 13, 14 atau 15 dst.
Misalnya kita punya
Dana yang diperuntukkan buat :
1. Alokasi anak sekolah
2. Alokasi THR/Mudik
3. Alokasi liburan tahunan.
Sebagai ilustrasi, jika
Pengeluaran Bulanan kita sebesar Rp 5jt sementara pendapatan kita tidak pasti,
berarti tugas kita adalah memastikan punya pendapatan tahunan sebesar Rp 60jt.
Bisa jadi, bulan
januari hanya mendapatkan Rp 3jt, lalu bulan febuari Rp 7jt, bulan maret Rp 0
dan seterusnya.
Artinya agar Target
Pendapatan Tahunan kita adalah Rp 60jt, maka waktu bulan-bulan 'panen' seperti
pendapatan Rp 7jt tadi, kita lipatgandakan menjadi Rp 14jt, hingga nantinya
selama 1 tahun mencapai Rp 60jt.
Jika kita ingin
mendapatkan THR, berarti faktor pembaginya bukan 12, tapi 13.
Jadi agar kita bisa
dapat THR sebesar 1 kali 'gaji' maka Target Tahunan kita adalah Rp 65jt,
begitupun jika faktor pembaginya 14 yakni Rp 70jt, pembaginya 15 yakni Rp 75jt
dst.
Artinya selain berharap
Target Penghasilan Tahunan tersebut tercapai, seorang Pekerja Mandiri bahkan
Pengusaha yang sudah Sustainable
sekalipun perlu memiliki Disiplin dan Dana Darurat.
Disiplin terhadap
Pengeluaran Bulanan dan Disiplin menjaga Dana Darurat selalu tersedia.
Ketika Saldo di
Tabungan NOL, maka solusi sementara adalah mengambil uang di Dana Darurat.
Begitu Penjualan
kembali normal dan meningkat, isi kembali Dana Darurat yang kita 'pinjam' tadi,
agar rencana Keuangan Keluarga kita tercapai.
Jadi kunci dari THR
bagi Pengusaha dan Pekerja Mandiri adalah THR
(Tabungan Hari Raya), menabung buat Hari Raya dan Hari-Hari Tahunan
lainnya.
Siap punya THR!
Wallahu'alam
Bisshowab....
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan
#TabunganHariRayaTHRBuatFreelancer
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan