Happy
Friday ~ HSP
adalah inisial saya, Hari Soul Putra.
Melanjutkan bagian pertama, dari Formula I.S.I.S (Income-Saving-Investing-Simplicity),
saya coba Modifikasi ke kehidupan saya sehari-hari.
Blogger-Trainer-Traveler |
Productive Income
Dimulai dari merubah mindset
saya dari Kaya menjadi Sejahtera.
Dari mencari uang, merubahnya agar di kejar uang.
Merubahnya dari besi menjadi magnet.
Dari active income
menjadi productive income.
Kenapa bukan Passive
Income?
Karena dalam pemahaman saya, tidak ada yang namanya Passive Income.
Jika aliran Passive
Income bilang, duduk-duduk manis maka uang akan datang dengan sendirinya,
bagi saya itu ILUSI.
Ketika kita punya uang, lalu kita depositokan, lantas dapat
bunga, sebenarnya kita tidak lagi 'dapat uang' secara gratis, tetapi proses itu
kita 'punya tim' yang bernama bank beserta perangkatnya lagi 'bekerja' buat
kita dengan mencari debitur yang mau meminjam uangnya di bank tersebut.
Selisih antara bunga bank yang dibebankan dengan peminjam
dengan 'uang deposito' kita itulah yang akan menjadi keuntungan bank dan buat
bayar bunga kepada kita.
Artinya, tetap ada proses panjang 'pertaruhan' uang kita
alias risiko yang kita ambil ketika kita mendepositokan uang kita.
Contoh lain, ketika kita punya kontrakan atau kost-kostan
buat mahasiswa, apakah kita duduk manis, lantas uang akan datang?
Tidak, tapi kita punya tim yang menjalankannya.
Jika tim ini berhenti, berhenti juga uang masuk kita.
Ada juga yang bilang, karya intelektual seperti buku dan
lagu, misalnya.
Alhamdulillah, buku ke-3 saya, Wealth Flow 19 (Rahasia tentang Uang, Kekayaan dan Kesejahteraan)
yang di terbitkan Penerbit Gramedia sempat lama terpajang di rak-rak buku TB
Gramedia seluruh Indonesia.
Ketika terjadi penjualan, saya dapat royalti dari buku
tersebut, tanpa saya harus susah payah menjualkannya.
Apakah ini yang disebut Passive
Income, saya bilang tidak!
Karena jika pihak Penerbit Gramedia tidak menjualkan buku
tersebut, maka saya tidak dapat royalti.
Artinya, bukan Passive
Income, tapi Productive Income
dengan kita punya 'tim' di dalamnya.
Ketika kita punya tim pun, tetap harus kita kontrol, jika
tidak, kita akan di 'bohongi' oleh tim kita.
Modifikasi
Formula Kaya
Bagaimana cara mendatangkan income (pendapatan) ke diri kita ala HSP?
1.
Income = Blogger atau Aktivitas Blogging.
Jika seorang karyawan menukarkan waktunya dengan gaji
bulanan, maka saya menukarkan waktu saya dengan aktifitas via blogging.
Kata Kunci-nya adalah We
Love We Do, mencintai apa yang kita kerjakan.
Saya memulai aktivitas blogging
pertama kali di tahun 2009 dengan memiliki Web Blog www.P3KCheckUp.com
(Pembicara-Penulis-Perencana Keuangan).
Awalnya sangat tidak nyaman sekali, saya harus membuat Content web blog, mendisiplikan diri saya agar Consistent
dalam menulis, dan memastikan adanya Coin atau uang yang masuk ke kantong
saya.
Saat itu, murni mendapatkan income-nya dari Teaching, Training,
Coaching, Mentoring, Consulting yang bersifat offline, artinya ketika ada lembaga/institusi/perusahaan/yayasan
dll mengundang saya, saya menukarkan waktu dan keahlian saya untuk melakukan
proses transformasi keterampilan (skill)
saya ke audient’s.
Lalu, beberapa media meminta saya untuk menuliskan artikel
seputar Motivasi Keuangan, disana
saya dapat Fee/Honor menulis dll.
Setelah 10 tahun kemudian (10 Years Challenge) di tahun 2019, saya lebih banyak mencurahkan
waktu saya di Blog Motivasi Keuangan
www.HariSoulPutra.com (Blogger – Trainer
– Traveler – Creator).
Jadi, jika saya ditanya, apa profesi saya, saya akan jawab
Profesi saya : Aktif Traveling (Traveler).
Apa Hobi saya : Ngisi
Training (Trainer).
Dan dengan cara apa saya bisa mengaktualisasikan diri saya
tanpa harus mengikuti Hierarki Teori Maslow, jawabannya Berbagi saya : Via Blogging
(Blogger).
Saat itu, ada seorang Senior saya di ICMI dan Republika
Online yang memberikan tips bagaimana menjaring uang 'lewat udara', yakni via
internet.
Beberapa tips dari beliau a.l : Miliki Pendapatan dari
Iklan langsung (Google AdSense),
Afiliasi, Event, Membership, Jasa atau layanan keahlian, Review Produk dll.
Khusus untuk AdSense
ini, seperti kita menanam padi, tidak bisa langsung panen, perlu proses panjang
hingga bisa sampai 1.000-10.000 klik organik, baru kerasa duitnya.
Di luar itu, semakin sering kita Membaca, Menuliskan,
Menjawab Masalah, Memberikan Solusi dan Mempraktekkan ide-ide kita, maka
semakin expert-lah kita akan suatu
bidang.
Hingga ada istilah, melampaui 10.000 jam terbang.
Maka nantinya, jika kita sudah punya Blog Otoritas, maka Expertise,
Authoritativeness dan Trust (E-A-T) kita akan semakin tinggi.
2.
Saving = Trainer atau Ngisi Training.
Jika blogging
adalah aktivitas utama harian saya, layaknya orang bekerja di sebuah
perusahaan, dan saya 'dibayar' dari blog tersebut, maka trainer atau mengisi training beserta variasi dan turunannya
seperti Teaching, Training, Coaching,
Mentoring, Consulting dll adalah konsekuensi logis dari hasil blogging tersebut.
Ketika mengisi training,
saya bisa mendapatkan fee/honor yang
lumayan dan mendapatkan Akomodasi dan Transportasi yang sangat layak dari
aktivitas di atas.
Banyak para expert
awalnya mempublikasikan ide-idenya lewat blog.
Selain mengenalkan keahlian yang mereka miliki, mereka
mulai membentuk jaringan, apakah lewat offline
ataupun online.
Dan sekali lagi 'tabungan' menanam ini, tidak ada yang
instan.
Ketika saya hampir 1 tahun mengasuh rubrik Personal
Finance di Portal Berita OkeZone, di lanjutkan rubrik Motivasi Keuangan di Republika Online
(ROL) hingga sekarang (lebih dari 6 tahun), tantangannya adalah menyajikan
tulisan dan jawaban berkualitas bukan perkara gampang, tapi itulah yang menjadi
Catatan 'Tabungan Energi' saya.
Dari 'tabungan energi' inilah nantinya, saya punya network luar biasa di seluruh Indonesia
dan beberapa negara di dunia seperti Hongkong, Singapore, Malaysia, Qatar,
Turki, Saudi Arabiyah dll.
Tabungan ENERGI POSITIF (Epos) adalah semua hal baik yang
kita lakukan, tanpa itung-itungan dan ihkhlas dan hal tersebut memberi manfaat
kepada orang lain.
Hal baik sekecil apapun akan senantiasa terakumulasi
menjadi tabungan kebaikan (tabungan energi positif/epos).
Kita tidak usah berharap kapan Allah SWT akan mencairkan
tabungan kita, karena disaat kita ditimpa kesusahan, disaat kita memerlukan
pertolongan, Insya Allah saat itulah TABUNGAN ENERGI POSITIF bisa kita cairkan.
Jadi, tetaplah Saving,
Giving dan Sharing dalam irama mencari Redho Allah SWT.
3.
Investing = Traveler atau Aktif Traveling.
Investasi itu ada yang bersifat fisik, misal beli emas,
tanah, rumah, padi, lukisan dll.
Ada yang bersifat portofolio seperti deposito, obligasi,
sukuk, reksadana, saham dll.
Ada juga yang bersifat digital seperti blog, mikro blog,
domain, hosting, e-commerce, software, e-book, audio book, video book dll.
Tetapi ada juga investasi bersifat intelektual seperti
karya buku, lagu, hak paten branding, foto, resep masakan dll.
Di luar itu semua, investasi yang patut menjadi perhatian
kita adalah investasi dari leher ke atas seperti ikut training, coaching, seminar, workshop dll.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah wawasan dan
pengalaman yang kita telah lewati.
Misalnya saya sendiri, selain 'berinvestasi' sejak kuliah
menjadi Humas WRY (Wisata Remaja Jogjakarta), ikut aktif di dunia kepariwisataan
dan ada Certified Training on Tourism
Management by Department of Tourism Jogjakarta, serta masih aktif di acara
Backpacker Dunia, juga telah melakukan banyak perjalanan ke berbagai kota di
Indonesia.
Selain menjadikan traveling
sebagai 'Profesi', dengan traveling
ini, memungkinkan juga kita menjadi Tour
Leader beserta turunan profesi lainnya, sembari jalan-jalan, kita punya income dari jalan-jalan tersebut.
Bahkan Sahabat saya, Pak Cheriatna www.Cheria-Travel.com
telah melakukan perjalanan ke ratusan kota di seluruh dunia menjalankan hobinya
dan dapat uang dari sana.
Jika kita bisa membuat niche
market dari aktivitas traveling
kita, maka uang akan datang menghampiri kita.
Banyak para Selebriti Instagram, Youtuber dll hidup dari
investasi leher ke atas mereka.
4.
Simplicity = Creator atau Menciptakan ide-ide baru.
Dari aktivitas berbagi menjadi Blogger (menghasilkan income), lalu mendapatkan panggilan
sebagai trainer (bisa saving),
hingga aktif menjadi traveler (melakukan investing), hingga tetap dengan gaya
hidup semurah mungkin ala Creator (kebiasaan simplicity hidup semurah mungkin) dalam
1 siklus, dan kembali lagi Creator-Traveler-Trainer-Blogger,
Insya Allah kita akan semakin kaya dan sejahtera.
Paling tidak, jika pola ini diterapkan secara istiqomah,
Insya Allah kita akan semakin dekat dengan tangga-tangga menuju kekayaan dan
kesejahteraan.
Seorang creator menjadikan aktivitas membuka
network baru melalui silaturrahim di berbagai tempat, lalu
mengkomunikasikannya kepada yang membutuhkan.
Salah satu mentor saya, dengan keahlian Creator dan Deal Maker yang terus beliau asah, hari ini bisa menjadi kaya raya.
Tapi ingat, semua itu tidak ada yang instan dan ada
pengorbanan besar dalam menapakinya.
Untuk menjadi seorang Creator,
tidak harus penemuan baru, tapi cara baru memecahkan masalah yang di hadapi
masyarakat.
Sehingga, setiap Journey
adalah Inspirasi dan pengayaan pengalaman yang akan membuat kita semakin
bijaksana.
Wallahu'alam Bisshowab...
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
#FormulaKayaWealthFormulaAlaHSPBagian2
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan