Kanal MOTIVASI KEUANGAN Republika Online
Ahad 12 May 2019 20:09 Wib
REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Satu bulan atau dua pekan sebelum Ramadhan,
di televisi alias layar kaca, kita sudah dibombardir dengan iklan-iklan khas
Ramadhan.
Entah kuliner, baju baru, maupun atribut yang mencerminkan keagungan
Bulan Ramadhan dan Syawal.
Aikido Finansial di Bulan Ramadhan |
Di sisi lain, yang namanya budaya
'kalap keuangan', apalagi jika ada uangnya, selalu menghasikan penyesalan di
akhir.
Sehingga, sebenarnya lawan terberat pengelolaan keuangan bukan di luar
diri kita, seperti diskon 70 persen, munculnya ponsel baru, destinasi wisata
kekinian dan lainnya tetapi diri kita sendiri.
Bulan Ramadhan sudah datang, bulan
mulia untuk kita totalitas beribadah shaum.
Apakah ujungnya akan mematangkan
jasmani dan ruhani kita atau malah menghanguskannya.
Di sisi lain, yang namanya aktivitas
tahunan seperti buka bersama (bukber), arisan alumni SD, SMP, SMA, kuliah,
kantor lama/baru dan seterusnya sudah menjadi hal yang jamak di masyarakat
kita.
Belum lagi, bulan tersebut merupakan bulan 'panen' bagi pebisnis daring,
katering, busana dan lainnya.
Daya beli masyarakat memang menjadi
naik dikarenakan adanya THR (Tunjangan Hari Raya).
Alih-alih ingin penuh
ibadah, yang terjadi malah pemborosan keuangan yang didapatkan.
Keuangan ala Aikido
Aikido adalah bela diri
tradisional dari Jepang yang sifatnya defensif
(bertahan), tidak mengutamakan kekuatan otot, tetapi melatih kelenturan badan
serta kecepatan gerak.
Secara filosofi, Aikido
tidak jauh berbeda dengan Tai Chi
atau beladiri yang mengutamakan kelembutan, yakni mempelajari keseimbangan atau
harmoni.
Dalam Tai Chi, dikenal teknik meminjam tenaga lawan. Pun begitu dengan Aikido. Aikido menekankan harmonisasi dan keselarasan antara energi ki (prana) individu dengan ki alam semesta.
Adapun pengertian finansial mencakup
beberapa aspek seperti:
1. Ilmu tentang angka.
2. Ilmu Keuangan beserta aset yang
lain.
3. Manajemen atau pengelolaan aset
itu sendiri.
4. Bagaimana cara perhitungan serta
pengaturan risiko sebuah proyek dan lainnya.
Jadi, Keuangan ala Aikido atau Aikido Finansial adalah ilmu keuangan (angka-angka) yang diterapkan
dengan menggunakan prinsip-prinsip Aikido.
Beberapa prinsip itu yang kaitannya
dengan keuangan bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan adalah:
1. Bagaimana memanfaatkan tenaga lawan (promosi, persuasi
iklan dan lainnya di luar diri kita) untuk keuntungan kita dan keluarga.
Jika saya ibaratkan proses jual
beli, di mana ada konsumen dan produsen maka perspektif kita akan menentukan
kemenangan.
Dalam perspektif produsen, "juallah barang atau jasa Anda
semahal mungkin" tentunya dengan nilai yang maksimal.
Sementara perspektif
konsumen, "belilah barang/jasa orang lain semurah mungkin."
Tidak akan terjadi barter antara konsumen dan produsen,
kecuali bertemunya kebutuhan konsumen dengan solusi masalah oleh produsen.
Tinggal posisi kita akan memilih seperti apa, apakah akan menuruti perintah
produsen, ataukah bertahan dengan uang yang kita punya.
Dengan Aikido Finansial, kita tidak harus diperintah oleh produsen dengan
segala macam trik persuasinya.
Tetapi membiarkan perintah tersebut lewat di
depan atau di samping kita.
Maka sehebat dan segencar apapun
alam emosi kita di aduk-aduk oleh sang produsen, otak rasional kita yang
memegang kendalinya.
Sehingga, setiap langkah keuangan kita tetap rasional
bukan emosional.
2. Fokuslah ke arah tren rencana keuangan yang telah kita
sepakati
Di pasar, yang menentukan adalah
konsumen. Laku tidaknya sebuah produk, pasar jualah yang menyeleksinya secara
alamiah.
Produk akan diminati pasar ketika
kebutuhan konsumen terpenuhi.
Ada yang awalnya coba-coba dan laku keras, tetapi
ada juga yang memikirkan solusi terbaik apa buat konsumen atau calon
konsumennya.
Dan perilaku atau kecendrungan
konsumen dalam berbelanja menjadi semakin mudah terdeteksi lewat big
data yang dipunyai produsen.
Ibaratnya, produsen itu tidak bisa
mengubah arah angin kecenderungan pasar.
Jadi yang namanya masalah di pasar
selalu sama. Tetapi cara produsen menyikapinya tentu butuh formula yang
berbeda.
Misalnya kebutuhan pasar adalah
transportasi. Maka lewat tren kekinian, diciptakanlah aplikasi ala ojol (ojek
online).
Awalnya, si aplikator akan memberi kemudahan dan kenyamanan
penggunanya.
Mulai dari tarif yang murah,
pelayanan yang memadai, hingga berbagai diskon yang menyertainya. Harapannya,
konsumen menjadi tergantung dengan si aplikator dan berubah perilaku
belanjanya.
Posisi kita, harusnya tetap dengan
belanja rasional kita dan tidak terjebak dengan pola-pola emosional.
Sebagai
konsumen, kita bisa mengubah sayap akan ke mana uang kita belanjakan dan tetap
bijaksana dalam mengatur pengeluarannya.
Jadi, tetap fokus ke arah tren
rencana keuangan yang telah kita sepakati. Agar mimpi keuangan menjadi nyata.
Siap menjalankan Aikido Finansial!
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : uang@rol.republika.co.id SMS 0815 1999 4916.
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
#AikidoFinansialDiBulanRamadhan
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
#AikidoFinansialDiBulanRamadhan
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan
#Ramadhan
#TipsKeuanganRamadhan