Salah satu Rumus Kesuksesan yang saya yakini adalah :
Sukses = Iman + Strategi
Iman di sini berarti Kejujuran, Integritas yang setiap tindak tanduk kita ada Unsur Langit-nya (Celestial Way).
Hukum Jaringan (The Power of Network) |
Walau tidak jarang kita dengar di zaman Digital ini, harga sebuah kejujuran hanya ada di slogan para pesohor saja, misalnya bagi para politisi, hanya ada di slogan gambar yang menempel di baliho, spanduk dan media visual yang lain.
Istilahnya, begitu belum menjabat, bacaannya Ayat Kursi, begitu setelah menjabat, Ayat-nya lupa, yang di ingat cuma Kursi 'kekuasaan' nya saja.
Pun begitu, saya tetap meyakini masih banyak orang-orang Sukses yang masih punya kejujuran alias integritas.
Selain Iman, maka Strategi berarti Cara atau Jalan yang harus kita tempuh.
Ini berarti :
1. Keterampilan/Kompetensi berbasis Karakter
Ketika kita sudah Tawakkal Sempurna, maka di lanjutkan dengan Usaha Maksimal yang berarti sempurnakan Ikhtiar kita dengan Keterampilan atau Kompetensi yang menunjang.
Jika kita ingin jadi Menteri, ilmunya tidak cukup berhenti di level Mantri saja, harus lebih canggih lagi.
Kata Kuncinya : Eager to learn, karena Pemimpin Sejati adalah Para Pembelajar dan Pembaca kelas wahid.
Apakah bacaannya lewat Buku, Kaset/Video atau langsung belajar ke ahlinya dengan sungguh-sungguh melakukan PR yang wajib dilaksanakan.
2. Jaringan/Network
Jika zaman dahulu, yang namanya network itu kaitannya dengan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), tapi hari ini Network berarti :
a. Nilai Prestasi kita
Yang namanya manusia, pastilah mempunyai kekurangan.
Apalagi terkait kinerja di perusahaan atau usaha kita masing-masing.
Setiap kita memiliki keterbatasan dalam bekerja.
Tetapi, setiap kita punya Potensi Prestasi Kerja di atas rata-rata jika punya VALUE.
Saya sering menganalogikan dengan secangkir KOPI.
Kopi itu, mau kita gunting ala Kopi Sachet, atau Kopi di giling tanpa gula, tetap saja asalnya, jika tidak Jenis Kopi Arabica, pastilah Robusta, atau campuran keduanya.
Tetapi kenapa, jika di jual di Warung Kopi pinggir jalan, harganya hanya Rp 5rb, begitu masuk ke Hotel atau Cafe, bisa dihargai Rp 50rb.
Inilah yang membedakan kualitas keduanya.
b. Kekayaan Sejati kita
Jika salah satu ukuran Kekayaan seseorang adalah Net Worth (Harta Bersih)-nya, tetapi ketika semua Harta tersebut meninggalkan kita, maka Network atau Jaringan yang kita bangun bertahun-tahun itulah sebenarnya Kekayaan Sejati kita.
Dimana, ketika kita terpuruk, teman-teman kita yang tuluslah yang akan membantu kita.
Dengan network ini ini, kita bisa memiliki Strategi lebih cepat untuk Sukses.
Kata Kuncinya : Quick Adaptation, bagaimana kita bisa cepat beradaptasi dalam segala situasi.
Nah terkait dengan judul artikel ini, Hukum Jaringan (The Law of Network), Hukum Jaringan ini cukup menarik jika kita telaah lebih lanjut.
Kekuatan Jaringan Disway
Saya kebetulan salah satu pembaca Disway www.DisWay.id sebuah Blog yang di tulis oleh Bapak Dahlan Iskan (Mantan Pemilik Jawa Pos Group, Mantan Menteri BUMN di era Presiden SBY).
Blog tersebut, selain diinisiasi dan dimanajemeni oleh Mantan Wartawan Group Jawa Pos, yang lahir pada 9 Februari 2018 M, juga menjadi referensi tulisan harian yang sangat mencerahkan bagi generasi Milenial.
Seperti membaca kembali tulisan-tulisan Mahbub Djunaidi, Sang Sastrawan yang Generalis di dasawarsa '70-'80an.
Bagi blog yang baru berulang tahun pertama tersebut, bisa menarik pembaca 5rb - 150jt per bulan, merupakan suatu pertumbuhan organik yang luar biasa.
Walau tetap di tangani oleh orang-orang profesional, tetap saja bagi saya suatu hal yang fenomenal, dimana kecendrungan Generasi Milenial yang hari ini cuma suka baca satu atau dua paragraf saja, tetapi bisa menjadi pembaca fanatik tulisan panjang Pak Dahlan Iskan.
Apa yang membedakan Kesuksesan Pak Dahlan Iskan dengan Penulis lainnya?
Jika kita lihat cara kerja beliau, tidak lebih baik dari kerja para 'kuli tinta' lainnya.
Datang ke sebuah daerah, melakukan observasi, melakukan wawancara, analisa ke nara sumber dan referensi, menulis dst.
Mungkin, para kuli tinta lainnya, bisa membuat atau menghasilkan 2-5x tulisan seperti yang Pak Disway tulisan.
Tetapi kenapa, jika orang lain punya blog yang sama, melakukan hal yang sama, tetapi hasilnya bisa berbeda?
Selain masalah DISIPLIN menulis tiap hari selama 365 hari dalam setahun, pesona Network Disway-lah yang menjadi penyebabnya.
Zaman boleh berganti, yang dulunya Raja Surat Kabar Harian itu adalah Media Cetak, tetapi hari ini Raja 'Surat Kabar Harian' itu adalah Portal Berita.
Orang lebih senang berinteraksi dengan Dunia Daring.
Dan untuk tetap punya Network, maka Cara-cara Baru pun perlu menyesuaikan.
Efek Karakater dan Branding Riil yang dibangun selama bertahun-tahun, akan tetap melekat, jika ini masih di asah.
Malah semakin senior, semakin perkasa.
Begitupun jika kita ingin punya Blog Legendaris seperti www.StrategiManajemen.net selalu menampilkan hal-hal baru yang menjadi 'kebutuhan' pembacanya, maka Insya Allah kita akan tetap eksis di tengah persaingan yang semakin flat dewasa ini, asal menemukan ceruk pasar yang pas.
Jadi, esensi Hukum Jaringan (The Law of Network) adalah Bangun Prestasi terlebih dahulu, maka Prestise mengikuti Anda.
Dan Sukses membangun Jaringan Profesional berawal dari Membangun Profil Sukses Anda, baik Offline maupun Online, misalnya lewat Blog dan Mikro Blog di Media Sosial.
Lalu mendapatkan teman atau sahabat yang baru, temui orang baru dengan penuh percaya diri, bangun hubungan yang berharga, minta bantuan dari orang lain dan carilah Coach atau Mentor Sukses Anda.
Dengan mereka, Anda bisa membuka peluang yang lebih lebar, lebih luas, lebih tinggi yang nantinya dengan Network tersebut bisa mengubah nasib hidup Anda dan peluang rezeki akan lebih banyak menghampiri Anda.
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
#HukumJaringanTheLawOfNetwork
#MotivatorKeuangan
#SpiritualFinance
#KetenanganKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#MengaturPendapatan
#HariSoulPutra
#ManajemenKeuangan