Salah satu persoalan paling mendasar bagi seorang MomPreneur adalah memisahkan Pendapatan/Pengeluaran antara Kebutuhan Pribadi dan Usaha.
Awal-awal usaha, mungkin masih disiplin, tetapi lama kelamaan disiplin itu semakin memudar.
Apalagi bagi EmakPreneur yang tahu-nya hanya jualan.
Omzet, omzet, omzet...
Jualan, jualan, jualan...
Begitu butuh biaya anak sekolah, niatnya ingin 'minjam' uang usaha-nya, nanti juga dikembalikan lagi, pikirnya.
Biasanya yang terjadi, modal usaha yang harusnya diputar, digunakan buat menutupi biaya anak sekolah.
Ketika suami lagi gajian, uang suami digunakan bukan buat bayar 'utang' usaha tadi, tetapi menjadi Dana Segar buat beli barang lagi, tanpa mencatat di modal usaha.
Begitu seterusnya, belum lagi menjaga disiplin dalam semangat membangun usahanya.
Sebelum ke Keuangan Usaha, alangkah baiknya kita benahi dulu Keuangan Pribadi/Keluarganya.
Berikut Arus Kas sederhana terhadap proyeksi kebutuhan Keuangan Keluarga MomPreneur.
Pola pembuatannya, bisa vertikal 1 lajur, dimana pemasukan di bagian atas dan pengeluaran di bagian bawah
Atau
Horizontal 2 lajur, dimana pemasukan di bagian kiri dan pengeluaran di bagian kanan.
Untuk Pemasukan terdiri dari akumulasi pendapatan, biasanya dalam hitungan bulan.
Saya biasanya membagi 3 pos pendapatan, yakni :
1. Pendapatan aktif
Misalnya Gaji dari kantor, gaji pasangan (suami/isteri), fee/honor dalam 1 bulan kerja
Misalnya Gaji dari kantor, gaji pasangan (suami/isteri), fee/honor dalam 1 bulan kerja
2. Pendapatan produktif
Misalnya Royalti buku, Laba usaha, sewa kontrakan, pendapatan dari perpanjangan domain
Misalnya Royalti buku, Laba usaha, sewa kontrakan, pendapatan dari perpanjangan domain
3. Pendapatan akumulatif
Misalnya Bunga deposito, obligasi/sukuk, SHU koperasi, dividen.
Misalnya Bunga deposito, obligasi/sukuk, SHU koperasi, dividen.
Setelah itu di total semuanya, baru di kurangi pajak (biasanya sudah diterima bersih bila gaji atau royalti) dan zakat/sedeqah bulanan.
Untuk pengeluaran terdiri dari :
1. Tabungan
2. Investasi
3. Cicilan utang (rumah, kendaraan, kartu kredit, utang lainnya)
4. Proteksi/dana darurat (premi asuransi dll)
5. Biaya hidup bulanan
6. Keperluan pribadi/biaya lain-lain.
1. Tabungan
2. Investasi
3. Cicilan utang (rumah, kendaraan, kartu kredit, utang lainnya)
4. Proteksi/dana darurat (premi asuransi dll)
5. Biaya hidup bulanan
6. Keperluan pribadi/biaya lain-lain.
Semuanya di total untuk pengeluaran.
Jadi, total pemasukan di kurangi total pengeluaran itulah yang disebut pendapatan/pemasukan bersih.
Inilah sebenarnya riil 'UANG' kita.
Tinggal masalahnya, apakah minus atau surplus.
Jika minus, berarti perlu pemasukan tambahan atau meningkatkan pendapatan yang sudah ada, apakah mau bermain di pendapatan aktif, produktif atau akumulatif.
Atau sementara, Diet Keuangan buat Pengeluarannya.
Di Jabodetabek dibuka Workshop sehari tentang MomPreneur Workshop Series, Sukses Mengelola Keuangan Keluarga, Info http://bit.ly/2L0mQb6
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
#KeuanganSederhanaBagiKeluarga MomPreneur
#KepepetKeuanganAlaMomPreneur
#KeuanganKeluarga
#KelolaKeuanganKeluargaWorkshop
#WorkshopKelolaKeuanganKeluarga
#PelatihanKelolaKeuanganKeluarga
#MotivatorKeuangan
#PraktisiKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#KepepetKeuanganAlaMomPreneur
#KeuanganKeluarga
#KelolaKeuanganKeluargaWorkshop
#WorkshopKelolaKeuanganKeluarga
#PelatihanKelolaKeuanganKeluarga
#MotivatorKeuangan
#PraktisiKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow