Apa yang Anda pikirkan ketika mengalami kondisi kepepet?
Misalnya, di akhir bulan Anda harus menyelesaikan tugas yang dibebankan oleh atasan Anda di kantor?
Bagi ibu-ibu di awal tahun ajaran baru, adalah pencarian sekolah tanpa henti menjadi sebuah kewajiban buat si buah hati.
Atau di akhir bulan alias tanggal tua, biasanya persediaan saldo tabungan keluarga semakin menipis.
Dan buat para pengusaha, akhir bulan dan awal bulan adalah waktunya jantung berdetak lebih kencang.
Di satu sisi, apakah penjualan bulan ini tercapai atau tidak, di sisi lain, tercapai tidaknya penjualan, biaya operasional rutin seperti gaji karyawan dll sudah menunggu untuk di tunaikan sebelum keringat mereka habis.
Jika sudah kondisi KEPEPET seperti di atas, hanya ada dua kemungkinan, Fight or Flight.
Fight berarti, berjuang melakukan yang terbaik hingga taqdir langit menghampiri kita, ataukah terbang bebas melarikan diri dari masalah ataukah kita lebih besar dari masalah tersebut.
Jika fight yang Anda pilih, maka, selamat, Anda sudah di jalan yang benar.
Tapi masalahnya, lawan seperti apa yang Anda akan hadapi?
Jangan-jangan, kita tidak mengenal lawan kita dan kita tidak ada keterampilan buat mengatasinya.
Seperti berperang dengan tangan kosong, sementara musuh menggunakan senapan mesin.
Alih-alih ingin menang, yang terjadi malah mati konyol.
Ataukah Anda menghindarkan diri dari masalah?
Pointnya adalah, masalah Anda tidak selesai.
Misalkan Anda punya masalah yang pelik, lalu Anda pergi ke tempat dugem untuk refreshing.
Di tempat dugem, bisa jadi masalah Anda akan hilang, tetapi setelah selesai dugem dan Anda kembali ke rumah atau kantor Anda, masalah tersebut akan kembali menghantui Anda.
Artinya, pilihan flight pun, bukan solusi.
Biasanya, mereka yang memilih opsi flight, mereka terbang tinggi dari masalah tersebut, dan bertemu dengan teman atau mentor yang sudah pernah menghadapi masalah tersebut, atau paling tidak bisa memberikan solusi.
Kadang kala, solusinya tidak langsung teknis, tetapi kita di minta sabar, introspeksi diri dan memperbaiki karakter diri dan keluarga kita terlebih dahulu.
Fokus pada solusi
Seorang MomPreneur teman saya, setelah ketemu mentornya, beliau memilih Flight terlebih dahulu, baru fight habis-habisan hingga masalahnya selesai.
Dahulu, ketika beliau mengalami kepepet keuangan, yang beliau lakukan adalah :
1. Tidak bergantung lagi pada manusia
Artinya, ketika teman, saudara, coach, trainer dll tidak lagi menjadi tempat 'bergantung' saatnya kembali kepada yang memberikan masalah, yakni Tuhan Yang Maha Esa.
Jangan-jangan, masalah muncul buat kita introspeksi dan untuk menaikkan derajat kita ke posisi yang lebih tinggi lagi.
2. Fokus pada SOLUSI
Jika masalah kita 80%, berarti masih ada solusi 20%.
Banyak orang terjebak dan berputar di angka 80% tersebut, sehingga mereka tidak kemana-mana dan hanya masuk dalam perangkat tikus lebih dalam lagi.
Sementara, jika kita berfokus pada solusi 20%, memang masalah kita yang 80% tidak bisa langsung selesai, minimal jika solusi kita bertambah 10%, maka skor akhirnya menjadi 30% solusi dan 70% masalah.
Begitu seterusnya hingga solusi menjadi 100%.
Itu yang teman saya lakukan, seorang MomPreneur, melakukan akrobat Flight terlebih dahulu dengan menambah FINANCIAL SKILL-nya, lalu Fight berbekal keterampilan tersebut.
Ini yang harus kita ACTION-kan!
Di Jabodetabek dibuka Workshop sehari tentang MomPreneur Workshop Series, Sukses Mengelola Keuangan Keluarga, Info http://bit.ly/2L0mQb6
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
www.P3KCheckUp.com
Founder IBC/Indonesian Business Community
Motivator Keuangan Indonesia
0815 1999 4916
#KepepetKeuanganAlaMomPreneur
#KeuanganKeluarga
#KelolaKeuanganKeluargaWorkshop
#WorkshopKelolaKeuanganKeluarga
#PelatihanKelolaKeuanganKeluarga
#MotivatorKeuangan
#PraktisiKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow
#KeuanganKeluarga
#KelolaKeuanganKeluargaWorkshop
#WorkshopKelolaKeuanganKeluarga
#PelatihanKelolaKeuanganKeluarga
#MotivatorKeuangan
#PraktisiKeuangan
#MotivasiKeuangan
#TerapiKeuangan
#TerapiCashFlow