Bagaimana agar manajemen keuangan
yang baik bisa diterapkan pada usaha agar jadi sukses dan berkembang?
Menurut pendiri dan CEO salah satu
grup usaha media dan keuangan Chairul Tanjung atau yang biasa disapa dengan Mas
CT, salah satunya adalah disiplin
memutar uang.
Mas CT juga menyebutkan apa yang
diistilahkannya dengan CT Way, di antaranya yaitu: memulai usaha dengan niat
baik; membaca dan menangkap peluang yang ada; tidak menjadikan uang sebagai modal
utama; membeli barang untuk kebutuhan masa depan dengan harga saat ini;
menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran yang baik; selalu bekerja keras,
pantang menyerah, detail, tidak kompromi terhadap hasil akhir, disiplin;
menjadikan intuisi sebagai hal yang rasional, selalu mencari solusi dan bukan
masalah; menggabungkan pragmatisme dan idealisme; serta mencari keberkahan
Tuhan.
Lantas apa saja wujud dari CT Way
yang bisa diterapkan untuk mengelola manajemen keuangan?
Berikut hal yang disarikan dari buku
biografinya, Chairul Tanjung Si Anak Singkong (Tjahja Gunawan Diredja,
Jakarta, Penerbit Kompas, 2012) :
1. Berdisiplin
dalam memutar uang
Mas CT mengatakan bahwa usahanya
bisa maju salah satunya karena ia disiplin memutar uang keuntungan usaha. Ia
menyebutkan ada momen tak terlupakan ketika dia mendapatkan uang cukup besar
saat kuliah di tahun 1981. Waktu itu ada buku kuliah yang biaya fotokopinya
Rp500. Dia kemudian mencari tempat fotokopi murah dan dia bisa mendapat harga
Rp150 per buku. Dia kemudian menawarkan buku tersebut kepada teman-temannya
dengan harga Rp300.
100 teman kuliahnya ternyata mau
membeli buku dengan harga lebih terjangkau tersebut. Dia mendapatkan untung
Rp150 X 100 orang, yaitu Rp15 ribu. Dari keuntungan Rp15 ribu itu ia gunakan
untuk memutar kembali modal sehingga uangnya terus berkembang.
Dia lantas mengembangkan usaha cetak
fotokopi untuk buku diktat. Bukan hanya teman-teman kuliahnya, dosen-dosen pun
mulai menjadi pelanggannya. Dari keuntungan Rp15 ribu, labanya terus meningkat
menjadi puluhan ribu dan kemudian menjadi ratusan ribu rupiah (Ibid, hal 14).
2. Menjadikan
modal untuk menciptakan peluang
Dengan perputaran modal yang makin
besar, Mas CT berpikir bagaimana agar uang itu terus berkembang. Pada saat itu
dia melihat ruang di bawah tangga kampusnya di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia yang tidak terpakai. Dia melihat tempat tersebut ramai
oleh lalu lalang mahasiswa. Dia berpikir kalau ruang di bawah tangga tersebut
dijadikan tempat usaha bisa mendatangkan laba yang cukup baik. Usaha fotokopi
adalah ide yang terlintas di pikirannya waktu itu. Daripada mondar-mandir ke
tempat yang agak jauh untuk fotokopi murah, lebih baik Chairul membuka usaha di
kampus (Ibid, hal 108).
3. Mengembangkan modal
dengan mencari partner yang sesuai
Jika Anda merasa belum cukup modal,
Anda bisa mencari partner untuk berbagi usaha dengan sistem bagi hasil. Hal
tersebut yang dilakukan Chairul Tanjung. Karena tidak punya mesin fotokopi, ia
pun mencari partner untuk berbagi usaha.
Dia menerapkan sistem bagi hasil
dengan pengusaha fotokopi kenalannya. Setiap lembar fotokopi, Chairul akan
mendapatkan Rp2,5 rupiah. Agar tidak dibohongi, dia mempelajari pengaturan
mesin fotokopi dan bisa mengetahui berapa lembar kertas difotokopi hari itu.
Dia pun tinggal meminta uang setoran tiap sore dan uang datang tanpa usaha yang
berat (Ibid, hlm. 15).
Selain ketiga hal di atas, beliau juga
selalu menekankan pentingnya untuk berbuat lebih dibandingkan dengan orang
lain. Artinya adalah jika Anda ingin penggaturan keuangan dan manajemen
keuangan berjalan baik, Anda juga perlu lebih berdisiplin dalam mengaturnya
serta lebih tegas dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran. Jangan sampai
keuntungan yang didapat terlanjur dinikmati sehingga lupa membesarkan usaha.
Sumber :
Futuready.com di sesuaikan dengan bahasa blog HariSoulPutra.com 0815 1999 4916