Salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh seorang karyawan adalah masalah gaji yang tidak pernah cukup dan waktu untuk keluarga yang selalu kurang.
Antara waktu dan uang, biasanya selalu ada hubungan timbal balik. Semakin tinggi jabatan dan posisi seseorang di sebuah perusahaan, biasanya semakin kurang waktu untuk keluarga, tetapi anehnya pada beberapa orang juga, walau jabatan dan posisi biasa saja, tetap saja waktu untuk keluarga juga kurang.
Jika kita ingin bedah lebih lanjut, ternyata, hampir 70 persen hidup habis untuk bekerja, mencari nafkah buat keluarga, artinya porsi terbesar hidup kita melayani perusahaan dimana kita bekerja.
Pertanyaannya adalah bagaimana agar porsi tersebut, kita ubah menjadi 70 persen untuk keluarga, sementara uang dan posisi kita dapatkan juga?
Bagi beberapa orang yang memang passion dengan bidang dimana perusahaan tempatnya bekerja, maka solusi praktisnya adalah Quality Time (waktu yang berkualitas) lebih ditingkatkan untuk keluarga, sementara bagi yang yang ingin mendapatkan Quality & Quantity Time (waktu yang panjang dan berkualitas) maka mau tidak mau, berbisnis atau mencari nafkah bersama keluarga adalah solusinya.
Apa itu berbisnis bersama keluarga?
Dua orang atau lebih (suami, isteri, anak) yang memiliki komitmen bersama untuk berbisnis dalam sebuah lingkup keluarga.
Hal paling mendasar dari relasi antara bisnis dan keuarga adalah bahwa bisnis yang harus melayani keluarga Anda, bukan sebaliknya.
Hari ini, banyak kita temui orang-orang yang bisa berjam-jam menghibur rekan atau mitra bisnisnya di sebuah kafe, sementara untuk hak dan waktu buat anak atau suami atau istrinya, hanya sekejap mata memandang. Padahal kita bekerja, berusaha tentu ujungnya adalah bagaimana bisa membahagiakan keluarga kita masing-masing.
Berikut beberapa hal yang dapat menjadi acuan ketika Anda
memutuskan berbisnis bersama keluarga.
1. Tujuan bersama
Sebuah keputusan untuk berbisnis bersama keluarga haruslah menjadi sebuah tujuan bersama dalam sebuah keluarga. Jika anak Anda masih kecil, berarti pelibatan sebuah keputusan haruslah menjadi komitmen pasangan suami atau istri. Sementara jika anak Anda sudah bisa diajak berkomunikasi secara intelektual, maka melibatkan anak tentu menjadi poin penting, di samping mengajarkan anak untuk memahami bahwa mereka punya hak dan tanggung jawab dalam bisnis yang akan kita jalankan nantinya.
Tujuan bersama ini menjadi penting, karena masing-masing akan terlibat dalam sebuah proses panjang dalam memahami indahnya bisnis (beauty of business).
Tujuan bersama ini berisi visi sebuah bisnis dalam memberi servis keluarga, maka nilai yang menjadi arah dari bisnis dalam sebuah keluarga otomatis menyesuaikan dengan prinsip-prinsip yang Anda bangun dalam keluarga Anda masing-masing.
2. Memahami bidang bisnis secara bersama
Usahakan ketika Anda memutuskan sebuah bisnis, libatkan talenta dan passion secara bersama-sama. Misalkan keluarga Anda sering bepergian untuk mencari dan menikmati wisata kuliner, maka tidak ada salahnya Anda mencoba bisnis yang berhubungan dengan dunia kuliner.
Atau Anda sangat passion sekali ketika berbicara tentang dunia mode, tidak ada salahnya Anda mencoba menekuni dunia mode secara bersama-sama. Inti memahami bidang bisnis secara bersama adalah ketika Anda bersama keluarga ‘nyemplung’ ke dunia tersebut, sepertinya Anda tidak lagi bekerja, tetapi Anda lagi menjalankan hobi Anda. Asyik bukan, melakukan hobi dan kita dibayar.
1. Tujuan bersama
Sebuah keputusan untuk berbisnis bersama keluarga haruslah menjadi sebuah tujuan bersama dalam sebuah keluarga. Jika anak Anda masih kecil, berarti pelibatan sebuah keputusan haruslah menjadi komitmen pasangan suami atau istri. Sementara jika anak Anda sudah bisa diajak berkomunikasi secara intelektual, maka melibatkan anak tentu menjadi poin penting, di samping mengajarkan anak untuk memahami bahwa mereka punya hak dan tanggung jawab dalam bisnis yang akan kita jalankan nantinya.
Tujuan bersama ini menjadi penting, karena masing-masing akan terlibat dalam sebuah proses panjang dalam memahami indahnya bisnis (beauty of business).
Tujuan bersama ini berisi visi sebuah bisnis dalam memberi servis keluarga, maka nilai yang menjadi arah dari bisnis dalam sebuah keluarga otomatis menyesuaikan dengan prinsip-prinsip yang Anda bangun dalam keluarga Anda masing-masing.
2. Memahami bidang bisnis secara bersama
Usahakan ketika Anda memutuskan sebuah bisnis, libatkan talenta dan passion secara bersama-sama. Misalkan keluarga Anda sering bepergian untuk mencari dan menikmati wisata kuliner, maka tidak ada salahnya Anda mencoba bisnis yang berhubungan dengan dunia kuliner.
Atau Anda sangat passion sekali ketika berbicara tentang dunia mode, tidak ada salahnya Anda mencoba menekuni dunia mode secara bersama-sama. Inti memahami bidang bisnis secara bersama adalah ketika Anda bersama keluarga ‘nyemplung’ ke dunia tersebut, sepertinya Anda tidak lagi bekerja, tetapi Anda lagi menjalankan hobi Anda. Asyik bukan, melakukan hobi dan kita dibayar.
3. Memisahkan uang bisnis dan uang pribadi
serta keluarga
Salah satu masalah keuangan yang sering mengganggu keluarga adalah mencampuradukkan antara uang bisnis dan uang pribadi atau keluarga. Di mulai dari kebutuhan hidup keluarga, lalu gaya hidup yang berubah setelah mendapatkan keuntungan dari bisnis hingga akhirnya modal bisnis tergerus untuk menutupi kebutuhan keluarga.
Solusi yang cukup signifikan dalam mengatasinya adalah dengan memiliki dana darurat, baik dana darurat pribadi atau keluarga atau dana darurat bisnis. Kita tahu jika awal-awal menekuni bisnis atau tahun pertama menekuni bisnis, untuk bisa untung secara ideal sangat sulit, tetapi jika Anda latihannya sudah banyak sebelum melibatkan pasangan atau keluarga Anda maka untung secara ideal bukanlah sebuah hal yang sulit.
Karena bisnis, jika kita ekstrakkan menjadi dua hal saja, memahami pemasaran dan memahami cash flow, di luar dari itu Anda akan bertumbuh sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas keluarga kita masing-masing.
Dengan adanya dana darurat, baik bisnis atau keluarga/pribadi akan meminimalisir ketika bisnis Anda belum signifikan dalam menghasilkan uang tunai.
4. Membatasi jam kerja dan waktu buat keluarga
Jangan dikira ketika Anda berbisnis bersama keluarga, Anda bisa terus menerus bersama keluarga, faktanya mungkin secara fisik ya, tetapi di luar fisik (pikiran, hati dan lainnya) Anda akan fokus pada bisnis Anda. Alih-alih ingin merdeka secara keuangan dan punya banyak waktu untuk keluarga, yang terjadi Anda bekerja 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam sepekan.
Itu artinya Anda hidup dan tidur dalam masalah bisnis Anda.
Sebelum Anda punya tim yang solid, hal-hal teknis akan Anda lakukan bersama pasangan dan anak Anda. Tetapi jika sudah ada tim, maka fungsi-fungsi delegasi perlu Anda lakukan.
Buat awal. Anda berlakukan jam kantor, istilahnya tutup order di jam kantor normal, misalnya dari pukul 08.00-16.00 WIB, sementara hari libur tidak mesti Sabtu-Ahad, bisa jadi hari Senin atau Jumat, tergantung kesepakatan. Dengan ada waktu tersebut, kuantitas dan waktu berkualitas buat keluarga tetap terkendali.
Salah satu masalah keuangan yang sering mengganggu keluarga adalah mencampuradukkan antara uang bisnis dan uang pribadi atau keluarga. Di mulai dari kebutuhan hidup keluarga, lalu gaya hidup yang berubah setelah mendapatkan keuntungan dari bisnis hingga akhirnya modal bisnis tergerus untuk menutupi kebutuhan keluarga.
Solusi yang cukup signifikan dalam mengatasinya adalah dengan memiliki dana darurat, baik dana darurat pribadi atau keluarga atau dana darurat bisnis. Kita tahu jika awal-awal menekuni bisnis atau tahun pertama menekuni bisnis, untuk bisa untung secara ideal sangat sulit, tetapi jika Anda latihannya sudah banyak sebelum melibatkan pasangan atau keluarga Anda maka untung secara ideal bukanlah sebuah hal yang sulit.
Karena bisnis, jika kita ekstrakkan menjadi dua hal saja, memahami pemasaran dan memahami cash flow, di luar dari itu Anda akan bertumbuh sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas keluarga kita masing-masing.
Dengan adanya dana darurat, baik bisnis atau keluarga/pribadi akan meminimalisir ketika bisnis Anda belum signifikan dalam menghasilkan uang tunai.
4. Membatasi jam kerja dan waktu buat keluarga
Jangan dikira ketika Anda berbisnis bersama keluarga, Anda bisa terus menerus bersama keluarga, faktanya mungkin secara fisik ya, tetapi di luar fisik (pikiran, hati dan lainnya) Anda akan fokus pada bisnis Anda. Alih-alih ingin merdeka secara keuangan dan punya banyak waktu untuk keluarga, yang terjadi Anda bekerja 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam sepekan.
Itu artinya Anda hidup dan tidur dalam masalah bisnis Anda.
Sebelum Anda punya tim yang solid, hal-hal teknis akan Anda lakukan bersama pasangan dan anak Anda. Tetapi jika sudah ada tim, maka fungsi-fungsi delegasi perlu Anda lakukan.
Buat awal. Anda berlakukan jam kantor, istilahnya tutup order di jam kantor normal, misalnya dari pukul 08.00-16.00 WIB, sementara hari libur tidak mesti Sabtu-Ahad, bisa jadi hari Senin atau Jumat, tergantung kesepakatan. Dengan ada waktu tersebut, kuantitas dan waktu berkualitas buat keluarga tetap terkendali.
5. Tujuan berbisnis adalah melayani keluarga
Kembali ke komitmen awal, bahwa tujuan Anda berbisnis bersama keluarga adalah untuk melayani keluarga, maka bersenang-senanglah selalu bersama keluarga.
Seorang rekan bisnis saya, memilih berbisnis kuliner di tempat wisata, agar bisa ‘berwisata’ setiap pekan bersama keluarganya. Maka Anda lakukan seperti ketika Anda ingin berwisata. Munculkan keceriaan dan keindahan dalam berbisnis, karena dengan keceriaan dan keindahan tersebut, Anda lagi menikmati ‘wisata’ setiap harinya.
6. Belajar dari keluarga lain
Agar bisnis Anda terus bertumbuh, jadilah pembelar terbaik setiap hari, selalu bertanya kepada yang lebih ahli dan masukklah pada sebuah komunitas atau keluarga lain yang sudah terlebih dahulu ‘nyemplung’ di usaha yang sejalan dengan Anda. Banyak para pebisnis keluarga gagal, karena tidak pernah meng-ugrade diri dan keilmuannya, sehingga hilang ditelan zaman.
Selamat berbisnis bersama keluarga!
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
Founder SWAT ACTION
Motivator Keuangan Indonesia
Kembali ke komitmen awal, bahwa tujuan Anda berbisnis bersama keluarga adalah untuk melayani keluarga, maka bersenang-senanglah selalu bersama keluarga.
Seorang rekan bisnis saya, memilih berbisnis kuliner di tempat wisata, agar bisa ‘berwisata’ setiap pekan bersama keluarganya. Maka Anda lakukan seperti ketika Anda ingin berwisata. Munculkan keceriaan dan keindahan dalam berbisnis, karena dengan keceriaan dan keindahan tersebut, Anda lagi menikmati ‘wisata’ setiap harinya.
6. Belajar dari keluarga lain
Agar bisnis Anda terus bertumbuh, jadilah pembelar terbaik setiap hari, selalu bertanya kepada yang lebih ahli dan masukklah pada sebuah komunitas atau keluarga lain yang sudah terlebih dahulu ‘nyemplung’ di usaha yang sejalan dengan Anda. Banyak para pebisnis keluarga gagal, karena tidak pernah meng-ugrade diri dan keilmuannya, sehingga hilang ditelan zaman.
Selamat berbisnis bersama keluarga!
Hari 'Soul' Putra
Managing Director WealthFlow 19 Technology
Founder SWAT ACTION
Motivator Keuangan Indonesia